Ujian orang beriman
yang pernah sekolah tentu pernah ikut ujian, ujian itu di adakan untuk agar kita bisa dapat nilai dan bisa naik sekolah, kalau gak ada ujian ya tidak ada kenaikan kelas, kalau sekolah tidak mau ikut ujian, ya tak akan pernah naik kelas, sekalipun setiap hari berangkat sekolah, bahkan pulang malam, lemburan sekolah, yang lain pada pulang kamu masih duduk di bangku, tetap saja tidak akan naik kelas kalau gak mau ikut ujian. artinya kenaikan kelas tidak bisa di tentukan oleh kerajinan seseorang dalam berangkat sekolah, serajin apapun tidak akan menjadikan orang naik kelas.
itu terjadi dalam apapun, dalam ketentaraan, dalam perusahaan, dalam apa saja.
bahkan dalam hidup ini, misalkan seseorang itu rajin beribadah, siang malam beribadah, malam terjaga dzikir sampai pagi, siang puasa dan sholat ratusan kali tetap tidak akan menjadikan seseorang itu naik derajadnya di sisi Allah, semua amal ibadah itu kembali kepada diri sendiri, orang rajin sholat itu akan membentuk karakternya, jika sholatnya lahiriyah saja, maka akan membentuk karakter lahir tidak suka terhadap perbuatan keji, dan jika sholatnya batiniyah juga maka akan terjaga dari perbuatan mungkar, jadi intinya segala ibadah itu untuk membentuk kita, membersihkan kita dari prilaku tercela, sehingga mempunyai prilaku terpuji yang menetap di diri kita.
selama kita tidak di datangi ujian dan masalah hidup, maka kita akan tetap tidak punya derajad di sisi Allah, baru ketika kita di datangi berbagai macam bala bencana, pertama bala bencana itu di datangkan Allah untuk mengingatkan kita yang lalai terhadap Allah, bala bencana itu akan di datangkan dan di datangkan lagi, di ulang putar dalam bentuk film yang hampir sama, tujuannya untuk kita agar ingat dan kembali kepada Allah, dan akan di ulang putar terus sampai kita ingat, bala bencana itu akan terasa perih, jika itu berupa azab, dan kita akan mengeluh, dan merasa berat, sakit dan menjadikan dada serasa sesak, karena itu adalah azab, tapi bagi seorang muslim, sekalipun itu adalah azab, maka itu baik karena untuk mengurangi azab kita di akherat kelak, kita di azab ini, karena kita tidak mau bertaubat. maka Allah mendatangkan azab, kiamat kecil dalam dunia individu kita, hanya kita yang merasa perihnya ujian ini, karena itu di khususkan Allah pada kita bukan untuk orang lain, dan biasanya di datangkn rantau berantai, silih berganti, maksud Allah agar kita intropeksi diri, merenung, dan sadar, maksud Allah baik, tapi di kita jadi menyakitkan, tapi sebenarnya kalau kita lekas sadar, dan bertaubat maka ujian itu akan di angkat, lepas begitu saja, hilang entah kemana.
ingat apa yg saya bahas di atas, kalau kita sekolah tidak ikut ujian, maka tidk naik kelas, bgt juga hidup ini, kalau tidak ada ujian, maka kita tak naik kelas, tidak makin dekat dg Allah, setelah kita ingat lalu mau bertaubat, lalu rajin ibadah, jika Allah menghendaki km naik kelas, maka km akan di datangkan ujian lagi, ujian demi ujian datang silih berganti, ujian itu bersifat hal yang tak jauh dari kehidupan kita, anak, istri, orang tua, tetangga dan apa saja yang dekat dg kita, misal di uji istri yang cerewet, suka nyethoti, protes saja, cuakrake sampai kayak bebek seribu di kumpulkan jadi satu, suami di clatu sampai abang biru, suami di ujar ujar sambik di solasi di tembok, sampai meleleh jadi cairan, atau istri yang kabur entah du bawa kucing atau orang, gak tau, pokoknya istri kabur, laiyo punya istri cuma satu saja kok ya kabur, padahal sudah sedia obat kuat banyak, lakok malah istri kabur, apa gak teleg teleg, ujian itu bisa bermacam macam, inti dari ujian itu adalah Allah ingin kita lari kepada Allah, kemabali kepadaNya, jika soal istri yang tak baik, Allah bisa mengganti dg yang lebih baru, yang masih pakai bandrol, baru sekali, dn lebih bai lebih nurut sama suami, kembalinya di kita adalah kita bisa punya sifat sabar, rela, sebab sabar, rela itu tidak bisa wujud kalau tanpa suatu kejadian yang membentuknya, kita menerima sembarang ujian lantas sifat sabar itu di tempatkan di dada kita oleh Allah, dan ketika sifat sabar itu menetap di dada kita, maka kita di sebit penyabar.
intinya segala macam ujin itu akan selalu di datangkan jika Allah menghendaki kita menjadi manusia yang dekat pada Allah.
para waliyullah itu selalu mencari ujian dan ujian. karena dengan ujian ujian itulah mereka bisa makin dekat dg Allah, makin tinggi derajadnya.
orang yang hidupnya nyaman nyaman saja, tidak ada ujian sama sekali, enak enak saja, mereka itu tidak punya derajad sama sekali di sisi Allah, mereka itu orng orang yang tak jelas di akheratnya bagaimana, entah di siksa entah tidak.
di dunia ini bagi orang beriman adalah tempatnya ujian, dan kehidupan abadi itu ada diakherat sana, jika di dunia ini kamu hidup tanpa ujian sama sekali, maka tandanya kamu tak naik kelas sama sekali.
#KYAI NUR
Komentar
Posting Komentar