ENERGI DZIKRULLAH
Tau kan kucing, ayam, kambing, kalau kucing, pasti mengeluarkan suara ngeong, ayam mengeluarkan suara petok-petok, dan kambing mengeluarkan suara embek, jadi mereka itu mengeluarkan suara yang berbeda tapi karena suara berbeda itu, kalau ada kucing ngeong-ngeong, itu orang akan membawakan ikan pindang, dan kalau kambing menyuarakan embek, orang akan membawakan rumput, begitu juga ayam, kucing tak akan mau diminta kambing tukeran suara, kucing bilang embek, karena dia jelas tak mau makan rumput, dibayar jutaan juga kucing tak akan mau disuruh makan rumput.
Tapi maksud saya bukan itu, maksud yang saya tuju itu suara mereka itu bisa menarik orang untuk memberikan kebutuhan yang mereka butuhkan, artinya suara kucing, ayam, kambing itu membawa energi, memiliki energi, jadi energi itu menarik energi lain, yaitu manusia dan hewan lain, jadi setiap orang itu melakukan suara atau juga diam, melakukan gerakan atau diam juga mengeluarkan energi, tapi yang ku maksud bukan itu, coba lihat kucing kalau dia sekali meong, maka tak begitu ada energi tarikan, tapi ketika dia meang meong berkali kali, maka lantas ada orang yang tertarik oleh energi panggilan kucing itu, sehingga datang orang membawa pindang. Nah maksudku itu.
Coba lihat kipas, sekali dikibaskan hanya energi kecil yang dihasilkan, tapi ketika kibasan itu makin sering, maka energi angin yang dihasilkan makin besar, atau coba motor kita jalankan ke depan roda berputar, maka hanya sedikit energi pendorongnya, tapi ketika roda itu terputar dengan banyak sekali makin kencang, maka akan makin kuat energi pendorongnya. Renungkan dulu.
Nah kita itu ketika melakukan perbuatan misal dzikir atau lelaku yang lain, makin berulang, makin inten, makin cepat, maka akan mengeluarkan pusaran energi penyedot, misal kita melakukan pernapasan, atau jurus gerakan, atau getaran tangan, itu juga akan mengeluarkan energi penyedot, sebagaimana kucing itu ku umpamakan dia melakukan ngeong berkali-kali, atau roda terjadi berkali kali putaran,
Jadi apa yang dilakukan oleh orang dengan secara berulang itu akan menarik energi lain, energi lain ya energi semua alam, dari yang terdekat, sampai makin jauh, energi yang tersedot itu ada energi, udara, air, tanah, besi, bulan, matahari, tapi juga energi mahluk lain, awalnya yang tertarik yang bersifat halus dulu, seperti udara, bahkan jin, mereka akan ketarik kesedot oleh amaliyah kita, jadi apapun yang dilakukan entah tenaga dalam, reiki, kundalini,, atau dzikir, tetap jin akan tersedot oleh puasaran energi, energi itu akan berduyun-duyun masuk ke sedot ke dalam tubuh kita, kecuali kita ketika melakukan aktifitas itu, kita berkonsentrasi pada Allah, maka konsentrasi itu akan menimbulkan energi putih, penyortir energi buruk yang akan masuk ke tubuh, yang masuk hanya energi baik saja, makanya dikatakan Ala bidzikrillahi tatma'inul qulub, ingatlah, hanya dengan mengingat/dzikir/konsentrai lafadz Allah lah, hati bisa tenang. Karena tubuh hanya akan dimasuki energi baik saja, karena yang masuk hanya energi baik, maka sukma dan ruh selamat, karena sukma dan ruh selamat maka hati sebagai penanggung jawab sukma dan ruh juga badan, merasa tentram, nyaman, seperti penghuni rumah, jika ada orang datang ke rumah itu dengan membawa roti, makanan enak, senyum, maka yang jadi penghuni rumah akan merasa nyaman dan tentram, tapi kalau yang datang membawa kemarahan, petasan, bom, atau membawa api untuk membakar rumah, maka penghuni rumah akan merasa tak nyaman, resah, takut, gundah kawatir dll.
Jadi jika orang menjalankan aktifitas apapun itu, dzikir lisan sekalipun, atau muter tasbih sekalipun, kok tak ada konsentrasi/ingatan, dzikir pada Allah di dalam dadanya, maka segala macam kekuatan baik atau buruk akan masuk ke dalam tubuhnya, tapi jika dia ingat/konsentrasi, pada lafadz Allah, maka akan terbentuk pusaran cahaya berwarna putih yang akan menolak energi buruk, dan menerima energi baik. Jadi kuncinya ingat/dzikir/konsentrasi pada ingatan lafadz Allah di dada, untuk agar kamu tidak dimasuki kekuatan jahat, buruk, jin, siluman ke dalam tubuhmu.
Semoga paham.
*Sang Kyai*
Komentar
Posting Komentar