Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Yang Maha Kekal

Percayalah, kalau sesuatu itu sudah hak kita maka akan Allah jadikan menjadi milik kita, entah bagaimanapun caranya dan jalannya, makanya tdk usah tamak dengan apa apa yang tidak di tangan kita.  begitu juga sesatu yang bukan hak kita, maka bagaimanapun seseorang mengupayakannya, maka sesuatu itu tak akan jadi miliknya, sekalipun sudah di tangannya juga tidak akan bisa menggunakannya, makanya tidak usah rugi dengan sesuatu yang lepas dari tangan kita.  syukuri apa yang kamu miliki, maka Allah akan menambahi dan makin di syukuri makin Allah akan menambahi, mensyukurinya dengan bagaimana? dengan cara menggunakannya berjuang di jalan Allah, karena semua itu dari Allah. kalau kita mengingkari semua yang ada di kita, entah itu harta, ilmu, kedudukan, kemulyaan, pangkat, dunia, maka Allah akan mengambilnya lagi.  dunia itu tak kekal, dan hanya Allah yang kekal, semua ciptaan itu akan musnah, hanya sang penciptalah yang kekal, kalau ingin kekal maka harus segala sesuatu di sanda...

KETAATAN ISTRI PADA SUAMI

*Kutipan hikmah sang kyai* “Ketaatan seorang istri itu pada suaminya, dan ketaatan seorang anak lelaki itu pada Ibunya, kenapa seperti itu? Agar keterikatan seseorang itu menyambung seperti rantai yang saling melengkapi, kedurhakaan selain pada Alloh itu ada tiga, durhakanya anak lelaki pada ibunya, durhakanya seorang pejuang lari dari barisan perangnya, dan kedurhakaan istri pada suaminya, ketika dewi Fatimah putrinya Nabi, menangis karena kesusahan hidupnya, maka Nabi datang, dan melihat keadaan Fatimah, lalu menasehati, kata Nabi SAW, ‘jika aku perintahkan penggilingan gandum berputar niscaya gilingan gandum akan berputar terus untuk meringankan bebanmu menggiling gandum, tapi aku tak melakukan untukmu, agar kau menggiling gandum dengan tanganmu dan memasakkan untuk suamimu, sebab dalam kelelahan ada nilai pengabdian, dalam nilai pengabdian menunjukkan nilai keta’atan, dalam keta’atan ada pahala kesabaran, dan kenaikan pangkat kedudukan di sisi Alloh,’” Kyai Nur